Hai, teman-teman. Kali ini aku mau mengulas novel Lima Teman. Aku merasa tertarik untuk baca novel ini ketika baca blurb-nya, ada kata "perundungan" di sana. Aku makin tertarik baca setelah menonton book trailer-nya, ada adegan saling kejar-kejaran yang menegangkan di sana. Baca postingan ini sampai akhir, ya!
Identitas Novel
Judul: Lima Teman
Penulis: Denkus
Penerbit: One Peach Media
Terbit: November 2020
Tebal: 227 Halaman
Sinopsis Singkat
Novel ini menceritakan tentang masa putih abu-abu remaja yang tidak semanis remaja lainnya. Ada Awan yang menjadi korban perundungann dan ada Langit yang menjadi pelaku perundungan karena merasa kecewa dan marah dengan papanya. Langit tidak sendirian, ia merundung bersama dua kawannya yaitu Satria dan Iman. Begitu pula Awan, ia dirundung bersama Nathan. Awalnya hanya Natran korban perundungan Langit dan kawan-kawan, tapi kehadiran Awan yang mencampuri urusan Nathan telah menyebabkan ia dirundung juga.
Perundungan yang Langit lakukan mulai dari mengerjai Awan agar Awan dapat hukuman dari guru, menyuruh Awan membeli banyak jajanan menggunakan uang Awan yang sebenarnya tidak banyak, hingga memukul Awan jika Langit tidak puas dengan kerja Awan. Satu frekuensi dengan Langit, Satria mendukung Langit dan turut melakukan perundungan. Berbeda dengan Iman, meski sering bersama Langit, ia bisa iba kepada awan dan terkadang bisa membantu Awan.
Perundungan tidak membuat Awan menjadi remaja yang lemah, ia tetap menjalani harinya seperti biasa. Ia bersekolah, mengajar delapan anak jalanan di Sekolah Pinggir Kali, dan membantu neneknya berjualan nasi di warung. Perundungan juga tidak membuat Nathan putus asa untuk melanjutkan hidupnya sebagai anak sebatang kara, tetap bekerja keras.
Suatu ketika ada Kenzo di antara mereka. Sosok yang menganggap dirinya sebagai pahlawan, tapi nyatanya dia juga melakukan hal yang tercela. Tepat saat itu, hubungan Langit dan kawan-kawan sedang renggang. Tepat saat itu pula, kejadian nahas menimpa Langit. Kejadian berdarah itu tak pernah disangka siapa pun. Meski begitu, kejadian itu telah menyatukan lima remaja menjadi teman kembali. Namun, kebersamaan mereka tidak lama. Mereka menemukan tragedi yang lebih parah bahkan sampai menghilangkan salah satu nyawa di antara mereka saat mereka sedang liburan.
Ulasan Novel
Seperti yang aku katakan di bagian awal postingan ini, aku tertarik baca novel ini karena tema yang diangkat tentang perundungan. Sebelumnya, aku sudah baca empat nobel dengan tema yang sama. Setiap novel, termasuk novel ini, menyampaikan satu pesan yang sama yaitu setop perundungan di kalangan remaja. Sebagai sosok yang pernah belajar di Sekolah Menengah, aku menemukan apa yang dilakukan Langit kepada Awan relate dengan apa yang pernah aku lihat di sekolah. Terutama pada kejadian suruh-menyuruh ini-itu kalau tidak bakal kena pukul.
Awalnya, aku kira novel ini hanya tentang perundungan saja. Ternyata tidak, di novel ini ada suatu kejadian yang lebih sadis bahkan sampai berdarah-darah. Kejadian yang bahkan masih meninggalkan tanda tanya setelah aku menutup novel ini. Selain itu, aku pun tak mengira bahwa ternyata kasus perundungan di novel ini bisa terselesaikan, pelaku dan korban bisa berbaikan bahkan bisa berteman. Itu menarik dan memang bisa terjadi. Jarang aku temukan novel yang seperti ini, apalagi korban perundungan di novel ini sangat bijak.
Diceritakan dari dua sudut pandang orang pertama yaitu Awan dan Langit secara bergantian, novel ini berhasil menunjukkan perasaan dan pikiran korban dan pelaku perundungan. Kita bisa tahu mengapa Awan sangat sabar dan mengapa Langit menjadi sosok yang mudah marah hingga melakukan perundungan. Karakter mereka pun kuat, termasuk proses pendewasaan Langit yang memiliki alasan kuat untuk berubah menjadi baik seiring waktu berjalan.
Sebenarnya jalan cerita novel ini oke banget, bikin ketagihan sampai aku ingin jumlah halamannya lebih banyak lagi. Tapi, jika bagian tragedi dapat diceritakan sama banyaknya seperti bagian perundungan, serta keduanya bisa disusun secara padat, aku rasa novel ini akan lebih menarik dan lebih menegangkan asal tetap relate dengan kehidupan remaja. Pembaca pun tidak akan merasa bosan di bagian tertentu dan tidak akan bertanya-tanya akan kelanjutan kasus setelah menutup novel ini. Selain itu, aku rasa sisi emosional Papa Langit, cerita Nathan yang sampai ingin bunuh diri, dan sisi latar suasana SMK bisa digali lagi.
Meski begitu, sosok Awan di novel ini sangat menginsprasi karena di tengah keterbatasan dia tetap bisa meluangkan waktu untuk membantu Neneknya dan mengajar anak jalanan. Novel ini juga berhasil menyampaikan banyak pesan positif seperti kesabaran akan ada hasilnya, berubah menjadi sosok yang lebih baik itu perlu, dan setop perundungan khususnya di kalangan remaja itu penting untuk direalisasikan. Aku merekomendasikan novel ini untuk kamu yang tertarik baca novel ini.
Kutipan Novel
"Balas dendam enggak akan pernah nyelesain masalah. Yang ada malah akan memperburuk keadaan," kata Awan. "Lagian yang udah berlalu enggak bisa diubah. Bukannya lebih baik itu mikirin soal masa depan?" (Denkus, Lima Teman, Halaman 139)
Kata Nenek, "Sekeras apa pun hati manusia, lama-lama akan melunak juga. Nenek sudahpernah bilang ke kamu, batu enggak harus dilawan dengan batu, tapi lawanlah dengan air. Kerasnya batu akanterkikis jika sering terkena air. Apalagi hati manusia yang labil. Kamu harus ingat pesan Nenek, Awan. Bersikap baiklah kepada siapa pun. Karena nantinya kita juga akan mendapatkan hal yang sama." (Denkus, Lima Teman, Halaman 149)
#MulaiMenulisdiBlog
Bagaimana? Tertarik baca novel ini? Kalau iya kamu bisa hubungi penulisnya langsung di Intagram @itsdenkus atau bisa cek Shopee Denkus1, ada novel Lima Teman di sana. Semoga kamu bisa segera baca juga, ya. Bacalah dan temukan pesan positif yang di novel ini!

















