Hai, teman-teman.
Di postingan ini aku mau bagikan review buku Dilarang Bercanda dengan Kenangan. Buku ini unik, loh. Tak seperti novel romansa lainnya. Simak postingan ini sampai akhir, ya 😊
Identitas Buku
Judul: Dilarang Bercanda dengan Kenangan
Penulis: Akmal Nasery Basral
Penerbit: Republika Penerbit
Terbit: November, 2018
Tebal: 468 Halaman
Sinopsis Singkat
Buku ini bercerita tentang Johansyah Ibrahim yang biasa dipanggil Jo. Dia adalah seorang pemuda Indonesia yang sedang belajar ilmu PR (Public Relations) di University of Leeds, Inggris. Selama menjalani short course, Jo bertemu dengan banyak wanita dari penjuru dunia. Dua di antara mereka tertarik pada Jo tanpa Jo sadari. Kedatangan Jo ke Inggris bersamaan dengan kejadian meninggalnya Putri Diana. Tak ingin melewatkan kejadian langka itu, Jo pergi ke London untuk mengikuti prosesi pemakaman Putri Diana.
Petualangan Jo dimulai ketika dia berkenalan dengan jurnalis Jordania, keturunan Kurdi-Rumania, Khaleeda O. Jderescue yang biasa dipanggil Aida. Perkenalan mereka berawal dari Aida yang meminta izin untuk duduk semeja dengan Jo karena meja lainnya di Montparnasse Cafe sudah penuh. Selain terlibat percakapan sederhana, Aida juga menawarkan diri untuk mewawancarai Jo karena Jo seorang pria muda muslim dari negeri mayoritas penduduk muslim yang sedang sibuk belajar tapi bersedia untuk melihat prosesi pemakaman Putri Diana.
Di Kensington Square Garden, Aida mewawancarai Jo dan dua narasumber lainnya. Selain wawancara, mereka berkeliling dan mengobrol untuk mengenal lebih dekat satu sama lain. Mereka juga janjian untuk makan malam bersama. Setelah makan malam, Aida menawarkan berbagi kamar penginapan. Dia tahu Jo tidak mendapatkan tempat penginapan karena semua kamar telah dipenuhi peziarah dari penjuru dunia. Mereka semakin dekat, Jo juga bersedia menemani Aida ke mana pun dia meliput, termasuk ke tempat Dodi (kekasih Diana) dimakamkan.
London adalah tempat bersejarah bagi Jo. Di sini dia dipertemukan dengan keempat wanita yang menaruh hati padanya. Ada Gaby, Nichole, Aida, dan Tiara. Di sini terukir kenangan bersama seorang wanita cerdas yang telah memikat hatinya. Di sini juga dia menikah dengan cinta pertamanya. Kehidupan asmara Jo tidak sederhana, penuh lika-liku dan cobaan. Bahkan, di novel ini dia merasakan dua kali manis pahitnya kehidupan pernikahan sampai akhirnya diceraikan istrinya.
Ulasan Buku
Aku suka kover buku ini. Pertama kali pengin baca buku ini karena tertarik sama kovernya yang cantik dan unik. Seperti yang kita lihat, ada gambaran London dan musim gugur, serta ada kesan seperti sobekan kertas di kover novel ini. Jenis huruf, ukuran huruf, warna tulisan, dan penempatan judul di kover novel ini pas dan manis. Judulnya juga menarik, Dilarang Bercanda dengan Kenangan. Kata bercanda yang biasa dikaitkan dengan lelucon, kini dikaitkan dengan kenangan. Aku jadi penasaran seperti apa novelnya dan mengapa tak boleh bercanda dengan kenangan.
Novel ini dibagi menjadi dua bagian. Pada bagian pertama, jangka waktunya singkat tapi padat. Hanya lima hari terhitung sejak tanggal 3 September sampai 7 September 1997. Saat itu, kita akan menyelami kehidupan Jo di Inggris, serta akan melihat keakraban Jo dan Aida. Saat itu juga kita akan menikmati musim gugur, berjalan-jalan di Inggris, berkeliling di sekitar istana, dan melihat proses pemakaman Putri Diana. Pada bagian kedua, jangka waktunya hampir sepuluh tahun dengan berbagai kejadian yang datang silih-berganti terkait dengan pekerjaan, keluarga, pernikahan, perceraian, dan kenangan Jo.
Novel ini memiliki konflik yang rumit dan padat. Bayangkan, ada cerita Jo dengan tiga perempuan yang berbeda. Ada dua kali pernikahan dan ada dua kali perceraian, dibumbui isu ekonomi dan politik Indonesia tahun 98 pula. Novel yang menguras emosi dan dipenuhi lika-liku ini mungkin tidak tepat untuk dibaca sebagai selingan tugas kantor, kampus, atau sekolahmu. Tokoh-tokohnya juga bikin geleng-geleng kepala. Ada yang pemarah, pencemburu, dan plin-plan. Seiring berjalannya waktu, mereka tetap sulit bersikap dewasa meski sudah bertambah usia dan diuji berulang kali.
Secara keseluruhan, aku suka novel ini. Novel ini ditulis dengan sangat bagus, baik deskripsinya, diksinya, penokohannya, latar waktu, latar tempat, latar suasana, alur, konflik, maupun pesan moralnya. Sayangnya, ada beberapa bagian di luar syariat yang para tokoh tetap lakukan walaupun mereka tahu itu tidak boleh. Meski banyak alasan yang mereka kemukakan, bagian-bagian itu tetap saja sulit untuk kuterima. Selain itu, beberapa typo juga cukup mengganggu. Aku sampai tersentak ketika melihat tiba-tiba tahun 2017 di awal bab lima, padahal kisahnya masih di tahun 1997.
Pelajaran yang bisa kita ambil dari novel ini adalah betapa perlunya mempersiapkan diri sebaik mungkin sebelum pernikahan karena pernikahan adalah hubungan yang kompleks. Dalam pernikahan, kita juga perlunya menjaga komunikasi, komitmen, dan menyamakan standar demi kebahagiaan bersama. Seperti judulnya, jangan pernah bercanda dengan kenangan karena candaan tentang kenangan dapat membuat seseorang jadi plin-plan dan bisa membuat rumah tangga jadi retak. Kurekomendasikan novel ini untuk kamu yang punya kenangan manis dengan seseorang spesial di masa lalu, kamu yang akan atau sedang menjalani kehidupan rumah tangga, kamu yang pengin baca novel dengan latar tempat yang beragam dan menarik, atau kamu yang pengin baca novel menguras emosi.
Kutipan Buku
"Hidup ini sudah terlalu sumpek dengan banyak hal negatif di sekeliling kita. Kebencian, gosip, fitnah, dendam, saling menjatuhkan, saling menyebarkan aib. Cuma kita yang bisa membentengi diri sejak awal dengan cara berpikir positif, dan dibantu keluarga. Itu yang Papa selalu ajarkan kepada kami sejak kecil. Jangan sampai termakan pikiran negatif tentang orang lain karena itu tidak merugikan siapa-siapa selain diri sendiri." - Tiara, Dilarang Bercanda dengan Kenangan, halaman 194.
"Hadapi masalah, cari jalan keluar, berpikir positif, berani bertindak, dan lanjutkan hidup dengan rencana baru. Jika Tiara bisa, kamu juga bisa, Jo. Jangan terpaku pada masa lalu. Jangan bercanda dengan kenangan! Bangkit dan mulai lagi lembaran baru hidupmu." - Bu Emmy, Dilarang Bercanda dengan Kenangan, halaman 396.
Bagaimana? Tertarik baca novel ini juga? Bagi yang sudah baca novel pertama, jangan khawatir. Ada novel kedua yang bisa meredakan emosimu setelah membaca epilog novel pertama 😊 Yuk baca seri Dilarang Bercanda dengan Kenangan. Ada banyak kejadian menguras emosi dan tempat unik yang bisa kaujelajahi.